This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday 9 September 2011

Pegunungan Bintang Bangun Bandara


9/09/2011 01:27:00 AM  ELSHAM NEWS SERVICE


JAKARTA (Suara Karya): Perkembangan Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, tergolong pesat. Pembangunan terus dilakukan untuk kepentingan masyarakat di Pegunungan Bintang, di antaranya rencana pembangunan puluhan lapangan terbang di daerah ini. Dari puluhan proyek lapangan terbang ini, 13 di antaranya sudah selesai dibangun dan sebanyak 26 proyek dalam tahap pembangunan. Dana untuk pembangunan seluruh lapangan terbang berasal dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).


"Kami bertekad memajukan daerah ini. Semua demi memajukan masyarakat Papua, khususnya buat rakyat yang mendiami kawasan pegunungan yang sulit dijangkau karena terisolasi dan terbelakang. Bahkan, kemiskinan melekat pada masyarakat di daerah ini," kata Bupati Pegunungan Bintang Wellington Lod Wenda kepada wartawan di Jakarta, Rabu (7/9).

Menurut dia, Kabupaten Pegunungan Bintang mendiami banyak distrik ini memiliki lapangan terbang yang tersebar di 5 distrik. Yakni Distrik Pamek, Okbibab, Bime, Batani, dan Borme. Saat ini sebanyak 65 lapangan terbang sudah dapat didarati 78 persen atau sebanyak 62 lapangan terbang yang aktif. Untuk wilayah timur Pegunungan Bintang ada Lapangan Terbang Tinibal di Distrik Oksamol dan Lapangan Terbang Okhim. Sedangkan wilayah selatan ada Lapangan Terbang Tundubon, Kubibhap, dan Lapangan Terbang Pepera.

Wellington, yang kelahiran Papua pada 54 tahun lalu ini, memang meniti karier dari bawah sebagai pegawai negeri sipil (PNS) yang ingin memajukan wilayahnya. Berkat dedikasinya, Wellington mendapat penghargaan satya lencana pembangunan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).Bahkan, baru-baru ini, dia juga mendapat penghargaan dari Aliansi Wartawan Indonesia karena memberikan kontribusi keahliannya untuk mendidik dan memotivasi masyarakat mengenal karakter bangsanya.

Wellington yan sudah dipercaya dengan menjabat bupati dua periode ini tengah berupaya menerapkan program ketahanan pangan berbasis sistem roda ekonomi rakyat, salah satunya dengan membuat usaha toko serba ada (toserba) yang dikelola oleh para pengurus gereja. Toserba ini diharapkan dapat berkembang menjadi BUMD yang akan mengelola layanan penyediaan listrik. Selain itu juga untuk distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan kebutuhan pokok masyarakat yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Seluruhnya mencakup bidang pertanian tanaman pangan dan sayuran, perkebunan kopi serta bidang peternakan dan perikanan."Pendidikan formal dan moral jadi perhatian kami untuk memajukan masyarakat," ujarnya. (Antara/Bayu)

Sumber; SUARAKARYA

Tuesday 4 January 2011

Memandirikan Masyarakat Oksibel


Oksibil adalah ibu kota Pegunungan Bintang Papua, kota kecil yang sejuk dan dingin ini terletak di ketinggian sekitar 1400 meter dari permukaaan laut, dengan panorama alam yang masih terasa asli dan asri kota Oksibel terasa sejuk dan damai. Kota oksibel merupakan kota yang berada di cekungan yang dikelilingi tangkapan aiar hujan pegunungan kapur (kars) berkarakter hutan hujan pegunungan tinggi. di Kota inilah kali pertama saya menginjak tanah Papua tercinta.

Kesan lain yang menonjol di kota Oksibil adalah harga kebutuhan hidup baik kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder lainya. Contoh harga sayur kol dengan ukuran normal (sebesar kelapa) harga sudah pasti diatas dua puluh ribu per biji, semen per sak 800.000 - 1.200.000, bensin dan solar harga rata rata 35.000 per liter, demikian kondisi harga yang tinggi karena semua sangat tergantung pasokan dari kota Jaya Pura dengan aalat tranport satu satunya hanya pesat udara.

Melihat kondisi tersebut, saya yang kebetulan di beri kesempatan tugas singkat di Oksibil atas fasilitasi teman teman Kemitraan yang bergerak dalam pendampingan percepatan masyarakat pedalaman di perbatasan negara merasa beruntung bisa berhubungan langsung dengan masyarakat Papau khususnya di Oksibel sekaligus mempraktekan pengalaman selama ini untuk di ujiterapkan juga di masyarakat Oksibel.

Bekal pengalaman saya selama ini banyak karena berhubungan pada kegiatan yang terkait dengan pemberdayan masyarakat pedalaman (Timor Leste, Dayak Kaharingan, Hutan Rakyat di Jawa dll), tentu kesempatan ini menjadi tantangan dan pengalaman baru bagi profesi saya khususnya belajar memahami kondisi sosial, biofisik dan budaya masyarakat asli di Oksibel.

Awal inventarisasi dan identifikasi yang saya lakukan terhadap kondisi alam dan sosial di Oksibel cukup saya rekam melalui kondisi pasar dan kehidupan sehari hari di kota, dan saya identifikasi mendalam melalui wawancara dengan masyarakat setempat. Tidak hanya disitu pendalaman kondisi karakteristik saya lakukan juga dengan identifikasi aktifitas masyarakat di pedesaaan khususnya di Distrik Okpol dan Kolomdol, dari dua sampel dapat saya analisa bahwa Potensi SDA baik hutan, lahan, tambang dan kekuatan sosial apabila dikelola dengan pendekatan yang tepat sangat memiliki potensi yang menguntungkan bagi Masyarakat dan Pemerintah Pegunungan Bintang.

Langkah yang dapat dilakukan dengan cara bagaimana masyarakat menyadari sumber daya lahan dan hutan merupakan anugerah dan kekayaaan nyata yang dimiliki masyarakat Oksibel, dan bagaimana sumber daya tersebut dapat di daya gunakan dengan se optimal mungkin, ini semua sangat tergantung cara dan pendekatan yang diambil. Saya menyimpulkan bahwa pendampingan serius sangat diperlukan dalam mengembangkan kekuatan SDA di sna dengan mengajak belajar membaca peluang dan potensi yang sesuai karakteristik lokal di Oksibel.

Dari pengalaman praktek selama 2 minggu pengalaman yang saya peroleh bahawa potensi yang dapat dikembangkan di Oksibel untuk nantinya terbangun kemandirian Kota dan Masyarakat salah satu diantaranya adalah potensi holtikultura (sayur, kentang, ubi jalar khas oksibel, tomat belanda, kacang hutan, buah merah dll), kemandirian energi, pengaturan adat akan penebangan hutan yang lestari bersamaan pengaturan penanamannya, biji tanaman hutan unggul seperti (sengon, cemara gunung, kayu besi, araukaria), pengelolaan potensi wisata lokal, kopi pegunungan khas pegunungan tinggi cars organik, dan masih banyak lainya. semua potensi dapat menjadi produk skala lokal dan juga untuk dikembangkan pemasaran skala besar (dijual keluar oksibel).

Strategi pengembangan sangat dipengaruhi dengan campur tangan pemerintah daerah dan kesadaran serta dukungan tokoh masyarakat adat setempat. Karena tokoh adat merupakan komunitas lokal yang memiliki faktor pengaruh sangat tinggi terhadap kemajuan pembangunan, di Oksibel, maka sejak awal perencanaan sebaiknya dipatekat hanya untuk kejayaan masyarakat oksibel. apabila keselarasan dapat dijalankan saya percaya dengan waktu tempuh lima tahun sebagian produk lokal Oksibel akan mampu memandirikan masyarakat dan mengenalkan Oksibel ke daerah lain.

Selain kekuatan SDA, hal lain yang mesti menjadi perhatian dan pencermatan bersama, bahwa kota hutan Oksibel ternyata juga memiliki sifat rawan kekeringan alami, karena walaupun hutan di sana lebat tetapi karakteristik fisik hutan di sana tidak akan mampu menahan air lama, dan air setiap hujan yang turun sudah pasti dan dapat diyakini lebih banyak menjadi aliran permukaaan (runoff), sedang sisanya tersimpan dalam lobang lobang kapur menjadi air terjebak yang kita tidak tau arah aliranya. Air hujan sebagian juga tersimpan di lembah kota oksibel (reservoir) dan lebih banyak mengalir ke anak anak sungai sampai ke laut.

Hijauanya Hutan di Oksibel bukan gambaran kecukupan akan daya menyimpan air, yang umumnya terjadi di hutan hutan lain di luar papua, hal ini yang sering mengecoh kita, bahwa kita sering beranggapan bahwa hijau hutan identik dengan tingginya air yang disimpan dalam hutan, ini tidak berlaku di hutan Oksibel. Kenapa demikian, karena lantai hutan di sana merupakan batu kars hampir sama dengan Wonosari, yang memiliki solum tanah sangat tipis, namun karena karakter hutan hujan pegunungan tinggi yang memiliki intensitas dan jumlah hujan yang tinggi maka sifat hijau vegetasinya juga selalu tampak lestari, padahal sebenarnya jangka panjang sangat rawan kekeringan apabila salah pengelolaannya. Coba bayangkan apabila hujan di Oksibel sempat tidak turun selama 2 -3 minggu, saya percaya kekeringan sudah tentu akan dirasakan, apalagi tempat penyimpanan air alami (reservoir) yang ada saat ini khususnya di lembah justru sekarang banyak berubah menjadi tempat pemukiman (kota) , maka perencanaan pemanfaatan sumber daya lahan dan hutan serta pengelolaannya sudah barang tentu harus secermat mungkin dan mengedepankan kelestarian lingkungan menjadi sangat prioritas saat ini. Semua dapat berjalan apabila pekerjaan bersama pemerintah dan masyarakat di Oksibel dapat selaras antara ekonomi, sosial, budaya dan kelestariannya.

Dengan memahami karakternya, Semoga Oksibel Berjaya.

salam dan hormat kami yang rindu Oksibel
Idi Bantara. ( idibantara@yahoo.co.id)
Sahabat , Pengembang dan Pemerhati Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat Pedalaman Terkhusus Oksibel.