This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Monday 1 October 2012

DPRD Pegunungan Bintang Provinsi Papua Kunker ke Tobasa



Submitted by Anonymous on Mon, 01/10/2012 - 23:51, HarianMandiri.com

TOBASA, MANDIRI: Duabelas anggota DPRD Kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi Papua melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Toba Samosir (Tobasa). Wakil rakyat ini hadir di Tobasa bersama Asisten II Kabupaten Pegunungan Bintang Bartomoeus Paragai MSi dan sejumlah pejabat lainnya Senin (1/10).

Setiba di Balige, rombongan langsung disambut Ketua DPRD Sahat Panjaitan, Wakil Ketua Jojor Tambunan, Ir Viktor Tambunan, Jojor Napitupulu SE, Mangapul Siahaan SSi dan Bupati Tobasa diwakili Asisten I Drs Wasir Simanjuntak, Staf Ahli Bupati dan para Kepala Dinas, Kepala Badan dilingkungan Pemkab Tobasa di ruang sidang DPRD Tobasa.

Menyambut rombongan DPRD dan Asisten II Kabupaten Pegunungan Bintang tersebut, Asisten I Pemkab Tobasa Wasir Simanjuntak mengucapkan selamat datang di Tobasa. Selanjutnya memperkenalkan para pimpinan SKPD kepada rombongan D. Nicolaus Kakyarmabin SIP.

Terkait tujuan kunjungan DPRD Pegunungan Bintang, Wasir Simanjuntak mengatakan pihaknya akan memberikan informasi yang dibutuhkan, dan membawanya kelapangan melihat langsung lahan pertanian yang ingin diketahui proses pengolahan dan pemeliharannya.

Mendengar hal itu Ketua DPRD Pengunungan Bintang D. Nicolaus Kakyarmabin menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap DPRD dan Pemkab Tobasa. “kami bangga atas penyambutan ini, karenanya kami mengucapkan terimakasih kepada DPRD dan Pemkab Tobasa. Harapan kami dengan kunker ini akan menambah wawasan dan pengetahuan kami tentang kepariwisataan, pertanian, perkebunan dan pendidikan,” sebutnya

D.Nicolaus menjelaskan, Kabupaten Pegunungan Bintang baru berusia 9 tahun. Kabupaten ini berbatasan dengan Papua Nugini. Sumber pendapatan masyarakat mayoritas dari pertanian salah satunya kopi. Tetapi karena masyarakat kurang memahami bagaimana cara memelihara lanjut D.Nicolaus diamini anggota DPRD lainnya, hasilnya tidak maksimal bahkan sering tidak ada hasil.

Karenanya mereka termotivasi datang ke Tobasa untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang bertani kopi yang baik, meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, mengembangkan sektor pariwisata serta menjaga dan memelihara hutan.

Menyikapi hal itu Ketua DPRD Tobasa Sahat Panjaitan menyebutkan pihaknya siap berbagi ilmu, baik melalui diskusi maupun kunjungan kelapangan. “sepanjang dibutuhkan kami akan fasilitasi,” ujarnya.
Karena DPRD dan pejabat eksekutif Kabupaten Pegunungan Bintang lebih konsen terhadap Pertanian, Pendidikan, Kehutanan dan Pariwisata, Sahat Panjaitan memperkenalkan para anggota DPRD Tobasa yang hadir secara khusus Komisi C yang membidangi keempat sektor tersebut.

Anggota DPRD Pegunungan Bintang Provinsi Papua yang hadir antara lain D. Nicolaus Kakyarmabin SIP, Daniel Well S.Sos, Jhon L Gurning SPd, Thouce Napyal, Pieter Kalakmabin, Nasman I Mirin, Dewilson Wasini, Ananias Kalaka, Yermina Kulka, Dewas Mallo dan Seniur Alimdam didampingi Asisten II Bartomeus Paragai dan sejumlah pejabat lainnya. Rombongan ini direncanakan kembali ke Papua Rabu depan. (AS)

Thursday 6 September 2012

Kopi Papua hasilkan laba ratusan juta



Koran SINDO, Minggu,  16 September 2012  −  15:41 WIB

Sindonews.com - Bisnis kopi Papua yang dimulai Prawito Adi Nugroho empat tahun silam ini perlahan menuai hasil manis. Tidak hanya menguntungkan, namun juga membuka lapangan kerja.

Prawito tadinya tidak menyangka komoditas kopi asal Pegunungan Bintang, Papua ini dapat memberi keuntungan menarik. Peluang usaha ini berawal ketika sepupu Prawito yang berada di Papua, bernama Winardi, kedatangan suku asli di sebuah gudang di distrik Wamena dan menawarkan kopi hasil panennya. Meski sempat ragu dan bingung memanfaatkan komoditas ini, 20 kg kopi mentah pun dikirimkan ke Jakarta.

Bermodalkan koneksi di salah satu coffee shop ternama di daerah Senopati, Prawito pun berniat menjual kopi mentah tersebut. Dari tempat inilah semua bermula. “Dia tanya jenis kopinya, tapi saya buta sama sekali tentang kopi. Bentuknya juga berantakan, tapi setelah digoreng (sangrai/roasted) 1 kg, dia bilang ini bisa jadi kopi bagus,” kenang lulusan Sastra Jepang Universitas Bina Nusantara ini.

Setahun lamanya Prawito mempelajari seluk beluk kopi dan pengolahannya. Setelah mendapatkan masukan dan tambahan pengetahuan baik dari teman, buku, maupun informasi lainnya secara perlahan Prawito menerapkan cara mengolah kopi yang baik sehingga menghasilkan produk yang disebut Arabica Specialty Coffee.

Pekerjaan di sebuah event organizeryang telah empat tahun dilakoninya pun mulai ditinggalkan dan fokus di usaha ini. “Akhirnya saya aplikasikan ilmunya ke sana (Papua) ngajarinnya lumayan juga, satu tahunan,”ujar penggila fotografi ini. Dari segi rasa, Prawito mengatakan, ahli yang mencicipi kopi Papua mengatakan, kopi ini memiliki cita rasa campuran cokelat, buah-buahan, dan sedikit rasa tanah.

Biji kopi dapat disebut sebagai biji kopi spesial bila memenuhi beberapa syarat utama di antaranya tanaman kopi harus tumbuh minimal di ketinggian 1.200–2.200 di atas permukaan laut. Papous Coffee merupakan kopi yang berasal dari Papua tepatnya di pegunungan Lembah Baliem Wamena, lembah di pegunungan Jayawijaya dengan ketinggian di atas 1.600 meter atau puncak lembah dengan ketinggian tertinggi di Indonesia.

Biji kopi mentah (Green Bean) menjadi awal usaha Papous Coffee. Nama Papous diambil dari sebutan Belanda untuk Papua pada zaman penjajahan dahulu, Papoos. Perkebunan ini memang tadinya perkebunan milik Belanda pada zaman penjajahan. “Saya baca-baca zaman dulu Pulau Papua itu di peta kuno namanya Papoos/Papous,”ujarnya.

Dengan modal Rp30 juta dari tabungan pribadinya, Prawito mulai membeli kopi dalam jumlah besar.Sebanyak 500 kg kopi langsung diboyong ke Jakarta dengan perantara saudara sepupunya, membeli hasil kopi dari petani skala kecil yang tinggal di lembah Baliem, dekat Kota Wamena dan di lembah Kamu, dekat Kota Moanemani.

Kedua wilayah ini terletak di ketinggian antara 1.400 dan 2.200 meter di atas permukaan laut. Selain untuk membeli kopi, uang tersebut juga dipakai untuk membeli alat sortir,membayar tenaga orang, serta ekspedisi barang. “Itu pas tahun kedua, setelah belajar kopi, pakai uang tabungan,” ungkap anak pertama dari tiga bersaudara ini.

Awalnya Prawito mulai menjadi penyuplai biji kopi mentah untuk satu kopi di daerah Senopati. Tak lama permintaan kopi khas Papua berkembang dan menjadikan dirinya sebagai penyuplai untuk beberapa produsen kafe seperti Anomali, JJ Royal Coffe, Maharaja Coffe, Santino Coffee, Roswell Coffee, dan sejumlah kafe atau coffee house lainnya. Selain itu, produk kopi ini juga sudah masuk di Grand Lucky SCBD, KemChick Kemang, dan beberapa pasar swalayan.

“ Untuk sementara promosi kita lebih banyak online. Facebook, Twitter, dan dari teman-teman yang terdekat dulu,”tuturnya. Selain Green Bean, pada 2010 Papous mulai mengembangkan produk biji kopi matang (Roasted Bean Coffee). Untuk produk ini Green Bean yang telah melalui proses sortir dipanggang menggunakan mesin ‘roaster’. Roasted Bean pun dikemas dalam beberapa macam ukuran yaitu 100 gr,200 gr, dan kemasan 1 kg.

Kemasan kopi ini pun dibuat secara khusus dengan menggunakan kemasan khu-sus kopi yang diimpor dari Taiwan. “Kalau ke distributor kita ada quantity minimumnya, di atas 5 kg,”ujar pria kelahiran 1980 ini. Produk terakhir, Coffee Bar, konsep mini kafe yang dirintis pada 2011 dengan menyajikan kopi siap minum dengan berbagai menu andalan Papous Coffee untuk berbagai acara.

Prawito pun telah mempekerjakan seorang pegawai gudang di daerah Bekasi dan dua orang pegawai Coffee Bar. Selain itu, Prawito juga memanfaatkan beberapa keluarga yaitu sekitar 15 keluarga di sekitar Bekasi yang bertugas untuk menyortir kopi. Hingga tahun keempat, Prawito sudah merasakan wanginya keuntungan kopi Papua ini.

Secara omzet,kata Prawito, tiap produk memberikan kontribusi yang berbeda. Green Bean masih menjadi kontributor terbesar, yang dalam setahunan menghasilkan omzet sekitar Rp200-300 juta.“Green Bean hitungannya satu tahun, kira-kira Rp200-300 juta, tapi itu masih kecil karena kita terbatas di dana. Kalau misalnya suatu saat kita kuat bisa lebih dari itu,”tuturnya.

Sementara produk Roasted Bean Coffee setiap bulan bisa menghasilkan omzet sekitar Rp10-15 juta, dan Coffee Bar menghasilkan omzet sekitar Rp15 juta per bulan. (mai)

(gpr)

Saturday 14 July 2012

Genjot Ekspor, Kopi Indonesia Dipamerkan di Amerika


REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Beragam jenis kopi khas Indonesia pernah dipamerkan di Annual Exposition Specialty Coffee Association of America (SCAA) ke-24 di Portland, Oregon, Amerika Serikat, April lalu. Atase Perdagangan Washington D.C, Ni Made Ayu Marthini mengungkapkan partisipasi Indonesia pada SCAA 2012 diharapkan lebih mengenalkan kopi Indonesia kepada masyarakat AS.

Sehingga ekspor kopi Indonesia ke AS juga dapat terus meningkat,” ujar Ayu melalui siaran pers yang diterima Republika, Senin (14/5).

Ketika itu, pengusaha kopi Indonesia menampilkan kopi spesial Indonesia dari berbagai daerah, antara lain Toraja, Mandailing, Java Preanger, Flores, Linthong, Gayo, Java Arabika, Lampung, Bali Kintamani, Papua Jayawijaya, Papua Pegunungan Bintang, Kopi Luwak, Kopi Lanang, dan Kopi Gajah.

Melalui pameran ini, mereka mendapat pesanan kopi hingga 70 kontainer dengan nilai sekitar 8 juta Dollar. Pemesanan yang berupa fix order dan trial order ini lebih banyak didominasi oleh produk kopi Arabica Toraja, Mandailing dan Papua.

Berdasarkan data statistik, ekspor kopi Indonesia ke AS terus meningkat. Total ekspor produk kopi Indonesia ke AS tahun 2011 mencapai 326 juta Dollar, atau meningkat 37,61 persen dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 237 juta Dollar. Dari perdagangan RI-AS pada Januari 2012, ekspor kopi Indonesia mencapai 33,3 juta Dollar, atau meningkat 68 persen dibanding periode yang sama pada 2011 yaitu 19,8 juta Dollar.

Sebanyak 15 eksportir kopi Indonesia yang turut berpartisipasi dalam SCAA 2012. Selain Indonesia, hadir juga beberapa negara produsen kopi seperti Brasil, Costa Rica, El Savador, Ethiopia, Guatemala, Honduras, India, Kenya, Meksiko, Peru, Puerto Rico, dan Uganda.

Pengunjung yang hadir berjumlah sekitar 9.000 orang yang terdiri dari produsen kopi, baristas (bartender kopi), peritel kopi, produsen dan distributor peralatan pembuat kopi, jasa makanan profesional, petani, eksportir, importir, peritel roaster, serta grosir.

Saturday 7 July 2012

Kopi Khas Indonesia di Pamerkan di Amerika Serikat


7 Juli 2012 oleh grosirkopibanyuwangi

Jakarta (ANTARA News) - Kopi Khas Indonesia – Pameran Annual Exposition Specialty Coffee Association of America (SCAA) ke-24 yang berlangsung di Portland, Oregon, Amerika Serikat memperkenalkan beragam jenis kopi khas Indonesia.

“Partisipasi Indonesia pada SCAA 2012 diharapkan dapat lebih mengenalkan kopi Indonesia kepada masyarakat AS, sehingga ekspor kopi Indonesia ke AS juga dapat terus meningkat,” ujar Atase Perdagangan Washington DC, Ni Made Ayu Marthini dalam keterangan pers Pusat Humas Kementerian Perdagangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Pada pameran tersebut, para pengusaha kopi Indonesia menampilkan kopi spesial Indonesia dari berbagai daerah, antara lain Toraja, Mandailing, Java Preanger, Flores, Linthong, Gayo, Java Arabika, Lampung, Bali Kintamani, Papua Jayawijaya, Papua Pegunungan Bintang, Kopi Luwak, Kopi Lanang, dan Kopi Gajah.

Menurut Ni Made Ayu Marthini, keikutsertaan Indonesia pada pameran kopi berjalan baik dan para peserta bertemu dengan para pembeli regular maupun pembeli baru.

Melalui pameran ini, lanjut dia, peserta pameran mendapat pesanan kopi hingga 70 kontainer dengan nilai sekitar delapan juta dolar AS.

“Pemesanan yang berupa fix order dan trial order ini lebih banyak didominasi oleh produk kopi Arabica Toraja, Mandailing dan Papua,” katanya.

Berdasarkan data statistik, ekspor kopi Indonesia ke AS terus menunjukkan peningkatan. Total ekspor produk kopi Indonesia ke AS pada 2011 mencapai 326 juta dolar AS, atau meningkat 37,61 persen dibandingkan 2010 yang mencapai 237 juta dolar AS.

Sedangkan dari data statistik perdagangan Indonesia-AS pada Januari 2012, ekspor kopi Indonesia mencapai 33,3 juta dolar AS, atau meningkat 68 persen dibanding periode yang sama pada 2011 yaitu 19,8 juta dolar AS.

Pengekspor kopi Indonesia yang turut berpartisipasi dalam SCAA 2012 tercatat sebanyak 15 perusahaan. Kelimabelas perusahaan tersebut adalah PTPN XII, CV. Sukses Agro Sekawan, PT. Kopiku Indonesia, PT. Excelso Multi Rasa, PT. Sari Makmur Tunggal Mandiri.

Kemudian, PT. Wahana Graha Makmur, CV. Harapan Bersama, CV. Sidikalang, PT. Sumico Mandiri, Koperasi Permata Gayo, PT. Sumatra Arabica Gayo, CV. Eka Nusa Jaya, PT. Coffindo dan Valbemar.

Selain para pengusaha tersebut, hadir 11 orang delegasi Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua yang dipimpin oleh Wakil Bupati.

Kehadiran para delegasi tersebut adalah untuk meningkatkan peluang masuknya kopi produk Papua yang pada 2011 mendapatkan pesanan pengimpor AS sebesar 12 kontainer setiap tahun.

Ni Made Ayu Marthini menjelaskan pameran SCAA 2012 ini juga menampilkan lebih dari 380 lokasi booth yang dihadiri oleh partisipan dari 40 negara.

“Selain kepada masyarakat AS, kita juga berkesempatan untuk memperkenalkan kopi Indonesia kepada partisipan SCAA lainnya yang berasal dari berbagai negara,” katanya.

Dalam pameran tersebut hadir juga beberapa negara produsen kopi seperti Brazil, Costa Rica, El Savador, Ethiopia, Guatemala, Honduras, India, Kenya, Meksiko, Peru, Puerto Rico, dan Uganda.

Pengunjung yang hadir berjumlah sekitar 9.000 orang yang terdiri dari produsen kopi, baristas (bartender kopi), peritel kopi, produsen dan distributor peralatan pembuat kopi, jasa makanan profesional, petani, pengekspor, pengimpor, peritel roaster, serta grosir.

Kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Kopi Spesial Amerika ini bertujuan untuk meningkatkan dan menjaga mutu kopi spesial dengan menerapkan berbagai standar dan sertifikasi, serta memberikan berbagai pendidikan dan pelatihan bagi para anggotanya.

Selain itu, pameran SCAA diselenggarakan untuk mempromosikan produk kopi serta mensosialisasikan perkembangan/tren produk kopi terbaru melalui beragam rangkaian kegiatan yang ada di dalamnya, seperti simposium, sertifikasi kopi, workshop, US Barista Championship, dan Potrait Country Program.

Pada acara Country Profile, salah satu negara produsen kopi menjadi fokus utama dan untuk tahun ini yang terpilih adalah Peru.

Namun Indonesia telah melakukan pendekatan dengan petinggi dan penasihat SCAA agar dapat menjadi Country Profile pada 2014.

“Agar dapat tampil lebih baik pada SCAA selanjutnya, Indonesia akan meningkatkan promosi, presentasi, branding, pemahaman pasar, serta professional development,” ujar Ni Made Ayu Marthini.

Pada kesempatan lain, Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) juga melaksanakan kegiatan “cupping” untuk produk-produk kopi spesial Indonesia. Cupping merupakan kegiatan dimana pada ahli kopi mencicipi contoh kopi yang disediakan untuk kemudian memberikan pendapat atas cita rasa dari kopi tersebut.

AKSI menyajikan 20 produk varian kopi arabika dari berbagai wilayah di Indonesia dan sebanyak 10 ahli cupping hadir dan memberikan penilaian atas kopi Indonesia tersebut.

Dalam pameran tahun ini, Atase Perdagangan Indonesia di Washington D.C. bersama Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles memberikan fasilitas booth bagi peserta pameran dari Indonesia.

Sementara untuk konstruksi booth, Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Kementerian Pertanian juga memberikan bantuan dalam memfasilitasi.

Selain itu, dalam mempersiapkan pameran, promosi dan kepesertaan, beberapa instansi pemerintah Indonesia yang turut berpartisipasi, antara lain Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Ditjen P2HP Kementan, Atase Pertanian Washington D.C.

Kemudian, Fungsi Ekonomi KBRI, KJRI San Francisco, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pegunungan Bintang Papua, PTPN Wilayah XII, Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), serta AKSI.

Menurut Ni Made Ayu Marthini kesuksesan Indonesia dalam pameran kopi yang bertaraf internasional ini tidak lepas dari kerja sama dan sinergi yang baik antara berbagai instansi pemerintah dan para pengusaha kopi.  (S034/A026)

Sumber berita dikutip dari : http://www.antaranews.com